Minggu, 05 April 2009

Kedewasaan Razan


Allah memang Maha Kuasa. Di tengah keraguan begitu banyak orang, termasuk diriku sendiri ternyata Allah menjadikan segalanya mudah bagiku. Razanku sejauh ini baik-baik saja dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Subhanallah, Razan bahkan mengeluarkan ucapan yang mengejutkan, yang tidak seorang pun mengira Razan akan paham sejauh itu. Razan tidak menangisi ketidakhadiran mamanya di sampingnya, tapi dia malah berkata "Kasihan mama, mama kesepian, mama gak boleh nangis". Tidak satu orang pun di sekitarnya yang mengajarinya berkata seperti itu, bahkan tidak seorang pun yang mengajaknya berfikir ke arah sana, bahwa mamanya sendirian dan kesepian di T. Balai tanpa dirinya, papanya dan anggota keluarga yang lain. Tidak ...tidak ada air mata yang kutunjukkan pada Razanku, pun dia dapat memahami bahwa mamanya mencintainya dan bersusah hati karena berpisah darinya, bahkan menangis nun jauh di sana karena merindunya. Razanku, cintaku. Semoga engkau selalu diberkahi Allah. Jadilah orang seperti namamu anakku, Pemimpin yang Terpuji dan Berwibawa. Sabar, Sayang. Kita nantikan waktu yang kita harapkan tiba.

Ummu 'Umarah Pejuang Wanita Sejati

Tinta sejarah menjadi saksi, bahwa tidak sedikitwanita mukminah yang terjun ke medan pertempuran,jihad fii sabilillah. Mereka menyelinap di antaralemparan-lemparan lembing, kilatan-kilatan pedang danjatuhan anak-anak panah. Mereka menyampaikan makanan,minuman dan obat-obatan bagi prajurit mukmin yang berjuang mempertahanakan Islam. Bahkan jika keadaan memintanya untuk menyandang pedang, mereka tidak gentar justru makin berkobar semangatnya. Diantara wanita-wanita pejuang itu adalah Nusaibah binti Ka'af Al-Anshariyah yang terkenal dengan Ummu 'Umarah.
Sesungguhnya Ummu 'Umarah merupakan salah satu contoh keberanian dan ketegaran. Ia merupakan sosok kepahlawanan yang tidak pernah absen melaksanakan kewajiban bilamana memanggilnya. Ia adalah shahabiyah
yang utama ..... Ia termasuk salah satu dari dua wanita yang bergabung dengan tujuh laki-laki anshar yang berbai'at kepada Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam pada bai'at Aqabah kedua. Pada waktu itu ia bersama suaminya, Zaid bin Ashim dan dua orang putranya, Hubaid bin Zaid dan Abdullah bin Zaid. Dan wanita yang satu lagi adalah saudara perempuannya. Ibnu Sa'ad dalam Thalaqatnya menyatakan (yang terjemahannya): "Hunain, Perang Yamamah dan terpotong tangannya, dan mendengar beberapa hadits dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam."
Sedangkan Imam Adz Dzahabi menyatakan (yang terjemahannya): "Ia (Ummu 'Umarah) adalah wanita yang utama dan wanita dari kalangan anshar, Khazraj,Najjar, Mazin dan juga sebagai orang madinah.Saudaranya Abdullah bin Ka'ab termasuk orang yang ikut Perang Badar, dan saudaranya Abdurrahman termasuk orang yang suka menangis. Ummu 'Umarah menghadiri malam perjanjian Aqabah. Ia juga ikut dalam Perang Uhud, Perdamaian Hudaibiyah, Perang Hunain, Perang Yamamah dan aktif melakukan beberapa kegiatan.
"Dalam perang Uhud, Ummu 'Umarah Nusaibah berjuang bersama suaminya dan dua orang putranya. Ia keluar untuk memberi minum dengan membawa qirbah (tempat air). Namun ketika keadaan pasukan Muslimin berubah menjadi terdesak, ia ikut terjun langsung dalam pertempuran sehingga terluka dengan luka-luka sebanyak dua belas (dalam riwayat lain tiga belas. wallaahu a'lam). Tentang peristiwa ini Ummu 'Umarah mengisahkan (yang terjemahannya): "Keadaan pasukan kaum Muslimin benar-benar berantakan. Banyak orang meninggalkan Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, tinggal tersisa
beberapa orang yang melindungi beliau, termasuk aku,suamiku, serta kedua anakku. Sementara di depanku,banyak orang sedang melarikan diri untuk mundur. Saat itu aku tidak bersenjata. Dan ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki yang mengundurkan diri sambil membawa perisai, beliau lalu bersabda :"Berikanlah perisaimu kepada orang yang sedang berperang !" Orang tersebut segerea melemparkannya, dan aku segera memungutnya lalu aku gunakan untuk melindungi Rasulullah Shallallahu 'AlaihiWasallam. Pasukan yang menyerang saat itu adalah pasukan berkuda. Kami yakin, apabila bukan pasukan berkuda pasti kami sudah bisa mengatasinya.Tiba-tiba datang seorang penunggan kuda menyerangku dengan pedang, serangan itu dapat aku tangkis. Ketika dia akan lari aku hantam kaki kudanya dan dia pun jatuh tertelungkup. Saat itu aku dengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam berteriak : "Wahai putra Ummu 'Umarah bantulah ibunya !" Lantas datanglah anakku dan bersama-sama kami habiskan orang itu.
"Ummu 'Umarah terus bertempur tanpa mengenal lelah,sambil sesekali membantu merawat mereka yang luka.Begitu sibuknya Ummu 'Umarah, sampai-sampai ia tidak mengetahui kalau putranya Abdullah bin Zaid terluka parah. Ia baru mengetahuinya setelah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berteriak (yang terjemahannya): "Hai Abdullah ! Kau ikat lukamu dulu baru kau teruskan bertempur lagi !"
Ummu 'Umarah terkejut mendengar teriakan itu dan segera sadar putranya dalam bahaya. Segera ia mendekati dan mengobati luka putranya yang ternyata memang parah. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengawasi keduanya dan setelah selesai, Ummu 'Umarah berkata (yang terjemahannya): "Nah ... sekarang bangkitlah dan perangilah kaum itu !" Melihat kejadian tersebut, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya): "Siapakah yang sanggup melakukan sebagaimana yang kau lakukan ini ya ... Ummu 'Umarah ?" Kemudian datanglah orang yang memukul putranya tadi lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya): "Ya .... Ummu 'Umarah ! Itu orang yang memukul anakmu datang !"Tanpa banyak berbicara Ummu 'Umarah menghadang orang yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam dan menghantam kakinya sehingga orang
tersebut terduduk di tanah. Sambil tersenyum
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang melihat hal itu bersabda (yang terjemahannya): "Engkau telah membalasnya ya Ummu 'Umarah !" Tak lama kemudian beberapa orang datang dan bersama-sama membunuh orang tersebut, lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda lagi (yang terjemahannya): "Alhamdulillah ..... ! Allah memberikan kesempatan kepadamu untuk membalas musuhmu dan menyaksikan pembalasan itu sendiri."
Imam Adz Dzahabi meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid bin Ashim, ia berkata (yang terjemahannya):"Saya mengikuti perang Uhud, maka ketika orang-orang meninggalkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
saya dan ibu mendekati beliau untuk melindungi. Lalu
beliau bertanya : "Mana Ummu 'Umarah ?" Ibu menjawab :"Ya ... wahai Rasulullah" Beliau bersabda :"Lemparilah !" Lalu ibu melempari seorang laki-laki
yang sedang naik kuda di depan beliau dengan batu dan
mengenai mata kudanya. Kemudian kudanya itu berguncang-guncang keras lantas jatuh bersama penunggangnya, lalu saya tindih orang itu dengan batu
dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat sambil
tersenyum. Kemudian beliau luka ibu di pundaknya,lalu beliau berseru : "Ibumu ! Ibumu ! Balutlah lukanya !
Ya Allah, jadikanlah mereka shahabat saya di dalam
syurga" Mendengar itu ibu berkata : "Aku tidak menghiraukan lagi apa yang menimpaku dari urusan dunia ini !
"Allahu Akbar ! Betapa tegarnya engkau wahai Ummu 'Umarah. Tak lagi engkau menghiraukan lukamu setelah doa yang menggembirakan hatimu ! Begitulah Ummu 'umarah melewati hari-harinya dengan terus berjuang di jalan Allah 'Azza wa Jalla. Maka tatkala Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah wafat muncullah si pendusta Musailamah al Kadzdzab ia mengaku sebagai Nabi sehingga kaum Musliminpun memeranginya. Taqdir Allah menentukan bahwa Hubaib putra Ummu 'Umarah ditawan Musailamah, kemudian disiksa dengan berbagai siksaan. Namun Allah 'Azza wa Jalla memberikan
keteguhan dan ketegaran kepada putra Ummu 'Umarah ini,meskipun teramat berat siksaan dirasakannya. Akhirnya Allah mentaqdirkan Hubaib mati di tangan Musailamah dengan sangat mengenaskan. Semoga Allah menempatkannya di jannah yang penuh dengan kenikmatan.Al Waqidi menceritakan (yang terjemahannya): "Ketika sampai kepada Ummu 'Umarah berita kematian anaknya di tangan Musailamah, maka ia berjanji kepada Allah dan memohon kepada-Nya agar ia juga mati di tangan Musailamah atau ia yang membunuh Musailamah. Maka Ummu 'Umarah ikut perang Yamamah bersama Khalid bin Walid,lalu Musailamah terbunuh dan tangan Nusaibah terpotong
dalam perang tersebut."Ummu 'Umarah berkata (yang terjemahannya): "Tanganku terpotong pada hari perang Yamamah padahal aku sangat berkeinginan membunuh Musailamah. Tidak ada yang dapat melarangku hingga aku melihat orang jahat itu mati
terkapar. Dan tiba-tiba aku lihat anakku Abdullah bin Zaid mengusap pedangnya dengan pakaiannya, lalu bertanya kepadanya : "Engkaukah yang membunuhnya ?" Ia menjawab : "Ya" Kemudian aku sujud syukur kepada Allah."
Itulah sepenggal kisah Ummu 'Umarah, Nusaibah binti Ka'ab Al Anshariyah, sehingga seorang pejuang wanita yang berjuang dalam hidupnya untuk kejayaan Islam hingga akhir hayatnya, semoga Alllah meridhainya dan menjadikannya ridha. Dan semoga Allah menyambut dengan
Rahmat-Nya yang luas dan menempatkannya ke dalam
jannah yang penuh dengan ketenangan dan ketentraman
yang hakiki.
Wallaahu A'lam Bishashawab.

Taken from:www.geocities.com/jantan_salafy/akhwat/umarah.html