Jumat, 13 Maret 2009

Hidup adalah Pilihan

Hidup adalah pilihan. Ingatkah Anda sejak kapan Anda harus menentukan pilihan untuk diri Anda sendiri? Mungkin Anda tidak ingat kapan. Mungkin pula Anda ingat. Pilihan, Razan kecilku saja sudah pandai memilih, memutuskan apa yang diinginkannya. Coba tanyakan pada Razan pada hari Minggu pagi, “Razan mau jalan-jalan ke mana?”. Dengan yakin Razan akan menyahut “Nengok kereta api trus nengok pesawat terbang”. Ya, bukankah setiap keputusan dalam memilih berbagai alternatif yang ada di hadapan kita tetaplah sebuah kebutusan baik itu hal yang besar maupun sepele. Setiap hari kita tidak lepas dari pembuatan keputusan, kita harus terus memilih. Bangun tidur, mau ngapain dulu? Makan siang, selera makanan apa? Kerjaan menumpuk, hendak dikerjakan hari ini atau besok? Mana yang harus dikerjakan lebih dulu? Atau pilihan untuk masa depan Anda, mau menikah kapan? Honeymoon ke mana? Ingin punya anak berapa? Investasi untuk pendidikan anak pada Bank mana? Keputusan rutin mungkin tidak akan berpengaruh banyak pada kehidupan kita selanjutnya. Akan tetapi, keputusan besar, seperti menikah misalnya pasti akan berpengaruh selama sisa kehidupan kita.
Pilihan yang kita ambil, dengan berbagai pertimbangan yang ada, bisa jadi tepat pada saat ini dalam pandangan Anda. Pernahkan terpikir bahwa mungkin suatu saat nanti Anda akan menyesali pilihan hidup yang Anda putuskan sendiri? Kembali, saya katakan ketika membaca blog Momon tentang temannya yang sedikit banyaknya mereview kembali apakah keputusan yang diambilnya dulu tepat atau tidak. Saya ikut mempertanyakan pertanyaan kepada diri saya sendiri. Apakah keputusan saya untuk berkeras tinggal di Medan adalah keputusan yang tepat? Melihat teman-teman yang belum menikah dan melanglangbuana memiliki kesempatan sekolah di luar negeri tanpa hatinya terbebani pikiran mengenai keadaan anak, sempat terbersit keingintahuan, jika aku juga belum menikah seperti mereka akankah aku juga punya kesempatan yang sama? Atau akankah saya juga akan menua dalam ‘kotak’ itu? Tapi, jika toh memang harus menua dalam kotak itu, saya rasa saya tidak keberatan.
Saya yakin sekali, Tuhan akan memberikan segala sesuatu bagi saya pada saat yang tepat. Umur, rezeki, jodoh, keselamatan, semua sudah ditetapkan-Nya dengan pertimbangan cermat. Saya memilki apa yang belum dimiliki oleh sahabat-sahabat saya itu, my own little family. Sesuatu yang mungkin sahabat-sahabat saya tersebut juga menginginkannya, namun belum tiba saat yang tepat bagi mereka. Yang saya miliki adalah hari ini dan besok. Maka saya tidak perlu (dan tidak bisa! Kan gak ada mesin waktu. Hehehe…) berjalan ke belakang untuk sampai pada persimpangan yang pernah saya lalui dan memilih jalan yang berbeda. Agak sulit pula bagi saya untuk menyesali keputusan yang saya ambil karena pada saat saya menjatuhkan pilihan, saya sadar konsekuensi seperti apa yang harus saya hadapi. Apalagi, saya juga meminta kepada yang Maha Tahu untuk memutuskan bagi saya apa yang terbaik, walaupun untuk sesaat keputusan itu bukan yang terindah di mata saya. Sepertinya hidup saya berjalan hampir sepenuhnya seperti yang saya prediksikan. Meski beberapa perkiraan saya luput, ya saya coba beradaptasi saja dan tetap bersabar.
Yang saya miliki adalah hari ini dan besok, maka ketika saya merasa gagal karena tidak bisa memenuhi harapan orang yang penting dalam kehidupan saya, saya merangking ulang prioritas dalam hidup saya sesuai dengan perkembangan yang ada. Memperhitungkan dan bersiap menghadapi apa yang akan terjadi nanti.
Yang kita miliki adalah hari ini dan besok. Hari ini dan besok kita terus harus memilih. Beberapa pilihan diputuskan atas dasar naluri, beberapa pilihan harus dijatuhkan dengan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi dan mengolahnya menjadi data yang dapat meyakinkan Anda bahwa ketika sudah memilih Anda tidak akan menyesalinya. Pilihan hidup kita mutlak berada di tangan kita, dan terkadang tidak bisa mengakomodir semua keinginan orang disekitar kita mengenai ‘apa yang menurut mereka sebaiknya kita lakukan’. What should we do then? Cobalah duduk dengan tenang, take your time. Tentukan mana prioritas Anda. Bismillah, melangkahlah.
Hidup adalah pilihan. Dan terima kasih Anda memilih membaca postingan ini daripada nonton tv hehehe….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar