Jumat, 06 Maret 2009

P. Ramlee dan Benyamin S


Tadi malam sekilas saya mendengar lagu Madu Tiga yang dinyanyikan Ahmad Dhani and The Swingers. Saya tahu lagu itu ciptaan P. Ramlee, seniman terkemuka Malaysia.


"Senangnya dalam hati; Kalau beristeri dua
Terasa dunia ini; Ana yang punya

Kepada isteri tua; Ana sayang padanya
Kepada isteri muda; I say i love you

Isteri tua merajuk; Balik kerumah isteri muda
Kalau dua-dua merajuk; Ana kahwin tiga

Mesti pandai pembohong; Mesti pandai temberang
Tetapi jangan sampai; Hai pecah tembelang"

Saya coba mengingat-ingat film P. Ramlee yang pernah saya saksikan di tv. Tapi ingatan saya samar. Judul film itu “Bujang Lapok” dan “Nujum Pak Belalang”, tapi saya agak lupa jalan cerita film yang saya saksikan. Maklum sudah hampir 20 tahun yang lalu saya menonton film P. Ramlee. Hanya kesan mengenai film itu yang saya ingat, kocak dan really Melayu.
Berkaitan dengan ‘kesan’ ini, sekali lagi, dosen saya benar. Ingatan saya agak lemot, tapi sepertinya Pak T. Hani Handoko yang menjelaskan seperti ini: “Orang akan lupa apa yang kita ucapkan, tetapi orang tersebut akan mengingat kesan pribadinya yang ditimbulkan dari ucapan kita”.
Kembali mengenai lagu Madu Tiga. Lagu itu menghiasi film P Ramlee yang berjudul Madu Tiga, yang tayang perdana pada 12 Februari 1964. Film Madu Tiga merupakan film komedi yang mengisahkan kerepotan memiliki istri lebih dari satu tanpa pertimbangan. Film ini menyabet penghargaan sebagai film komedi terbaik pada Festival Film Asia ke-11 di Taipei pada Mei 1964.
P. Ramlee lahir di Penang 22 Maret 1929 dan diberi nama Teuku Zakaria. Ayahnya Teuku Nyak Puteh adalah pelaut asal Lhokseumawe (NAD), ibunya Che’ Mah Hussein berkebangsaan Malaysia. Dengan latar belakangnya dan kesamaan budaya Melayu antara Malaysia, Indonesia dan Singapura, P. Ramlee menjadi ikon di ketiga negara tersebut. Dia tidak hanya menjadi aktor yang handal, tapi juga terkenal sebagai sutradara, penyanyi dan penulis lagu.
Selama karirnya, P. Ramlee menyutradarai dan bermain dalam 66 judul film dan mempersembahkan 360 lagu kepada para peminatnya.
Beliau wafat pada tanggal 29 Mei 1973 pada usia yang masih muda, 44 tahun. Dalam rangka menghormati kontribusinya terhadap kesenian di Malaysia, dia dianugrahi gelar Tan Sri pada awal tahun 1990-an. Jalan Parry, yang berada di pusat kota Kuala Lumpur pun diganti namanya menjadi Jalan P. Ramlee. Selain itu, semasa hidupnya, pria yang pernah tiga kali menikah ini, memperoleh berbagai penghargaan perfilman tingkat internasional.
Berbicara mengenai seniman hebat seperti P. Ramlee, Indonesia juga memilikinya. Siapa yang tidak kenal Benyamin Sueb. Kesuksesan Bang Ben dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan orkes gambang kromong Naga Mustika. Grup ini mengantarkan namanya menjadi salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling populer pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar.
Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran. Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.
Lewat popularitas di dunia musik, pria yang pernah menjadi kondektur PPD ini, mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Sekitar 53 judul film dibintanginya. Tidak hanya menjadi aktor, pada tahun 1974-1979 Bang Ben bertindak sebagai produser dan sutradara PT Jiung - Film.
Berbagai penghargaan diberikan pada Bang Ben yaitu: Piala Citra 1973 dalam film Intan Berduri (Turino Djunaidy, 1972), piala Citra 1975 dalam film Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975). Jalan Landas Pacu Kemayoran pun diubah menjadi namanya.
Benyamin menikah dua kali. Pertama dengan Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal 7 Juli 1979 namun rujuk kembali pada tahun yang sama). Hj. Nonnie memberinya lima anak. Isteri kedua, Alfiah, memberinya empat anak.
Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron seperti Si Doel Anak Sekolahan, host talkshow di TPI, ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.
Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat mempengaruhi hidupnya.
P. Ramlee dan Benyamin S memang sudah tidak bersama kita lagi, namun karya-karyanya tetap dapat kita nikmati dan patut kita hargai.

1 komentar:

  1. sememangnya P Ramlee dan Bing Slamet punyai hubungan yang cukup kuat dalam seni hiburan, cuba lihat dokumentari ini http://www.youtube.com/watch?v=3GNKBkeDDlg

    BalasHapus