Minggu, 08 Maret 2009

Nabi Anak Yatim

Hari Senin tanggal 9 Maret 2009 bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1430 H merupakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Terbentang jarak 14 abad dari kita sekarang dengan masa kehidupan Nabi. Namun waktu pun tidak mampu membendung kecintaan kita kepada Nabi.
Akan tetapi, sudahkah kita membuktikan kecintaan kita kepada beliau? Rasulullah semenjak lahir telah menjadi yatim. Beliau mengerti sekali bagaimana perasaan anak yatim, karena itu beliau sangat menyayangi mereka. Setiap kali bertemu dengan anak yatim, Nabi Muhammad SAW selalu mengelus kepala mereka dengan penuh kasih sayang.

Muhammad.... Muhammad....
Muhammad Musthofa....
Ibunya bernama Aminah, Ayahnya bernama Abdullah
Dilahirkan di Mekkah Mukaromah, Ibu susunya Halimatus Sa`diah
Ayahnya meninggal dunia, Ketika Nabi di dalam kandungan
Alangkah sedih pilunya, Ibunya menjaga baginda
Semasa di dalam perjalanan, Pulang dari makam suaminya
Aminah jatuh sakit di 'Abwa, Kembali ke alam baka
Tinggallah Nabi seorang diri, Hilang insan yang dikasihi
Tinggallah Nabi seorang diri, Mengajarnya hidup berdikari
Anak yatim anak yang mulia, Dilindungi Allah setiap masa
Terpadam api biara majusi, Runtuhlah istana Kisra Parsi
Mekkah diterangi cahya putih, Tanda lahir Nabi anak yatim
Shalallahu 'alaa Muhammad, Shalallahu 'alaaihi wassalam
Hidupnya yatim, yatim piatu, Tiada ayah tiada ibu
Hidupnya yatim, yatim piatu, Namun dialah manusia agung
**(Song by Raihan)**

Rasulullah menyuruh kita untuk mencintai anak yatim. Kala salah seorang sahabat datang kepada Nabi, beliau berkata: "Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga." (HR.Ahmad dan Abu Dawud).

Sesungguhnya, mengasihi anak yatim merupakan sarana untuk melunakkan hati dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan. Kita tidak akan pernah mendapati orang yang menyantuni anak yatim, kecuali pasti memiliki hati yang pengasih. Orang yang keras hatinya, tentu tidak bisa mengasihi orang lain. Tapi, yakinlah, sekeras-kerasnya hati seseorang akan melunak juga jika ia mau belajar mencintai. Dengan mencintai anak yatim, kekerasan hati sedikit demi sedikit akan melumer. Saat kita menyayangi dan memberi perhatian pada anak yatim, tentu anak yatim tersebut akan balik menyayangi kita. Kasih sayang ini akan menyentuh hati kita. Kita pun sadar bahwa masih ada orang yang mencintai kita, asal kita juga mau mencintai orang lain. Dengan mencintai anak yatim, juga akan mendatangkan suatu ketenangan sendiri dalam hati kita bahwa kita telah melaksanakan wasiat manusia yang paling mulia di muka bumi ini, Rasulullah SAW yang kita cintai.
Manfaat lain dari tindakan mengasihi anak yatim yang telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada seorang yang bertanya kepada beliau adalah: bahwa meyantuni anak yatim merupakan sarana terpenuhimya kebutuhan dan terwujudnya apa yang dicari. Karena sesungguhnya, orang yang berbuat kebaikan kepada anak yatim adalah orang yang telah memasukkan rasa gembira dihati mereka. Tidak diragukan lagi, Allah pasti tidak akan menyia-nyiakannya, karena Allah Ta'ala Maha Pengasih dan mencintai semua orang yang pengasih. Rasulullah bersabda: "Orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rahman (Yang Maha Pengasih). Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan lain-lain).

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah,kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari) orang-orang bermuka masam penuh kesakitan. Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra." (Al-Insan : 8-12).

Rasulullah sangat menghargai dan mencintai orang-orang yang mengasihi anak yatim. Beliau bersabda: "Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di surga seperti ini", Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. (HR. Bukhori).

Sudahkah kita mencintai anak yatim?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar