Selasa, 17 Februari 2009

Bila si Kecil Kidal


Ketika Razan mulai bisa memegang barang-barang, misalnya mainannya, saya tidak sadar dia lebih banyak menggunakan tangan kirinya daripada tangan kanannya. Bapak saya, atau Mbah Tung (begitu Razan memanggil bapak saya) yang menyadari hal tersebut. Semakin besar, semakin jelas bahwa Razan : kidal. Pupi-nya (ibu saya, Razan dulu tidak bisa mengucapkan Mbah Putri, jadi sampai ia seusia sekarang, Razan sudah terbiasa memanggil ibu saya dengan sebutan "pupi") menyarankan saya membiasakannya menulis dengan tangan kanan.
Berdasarkan pengalaman teman saya, Rama, saran ibu saya memang dapat dilaksanakan. Rama kidal tapi jika menulis di sekolah dia menggunakan tangan kanan (hal tersebut dilakukannya untuk "berdamai" dengan lingkungan sekitarnya yang mempunyai stigma menggunakan tangan kiri itu tidak sopan).
Tapi saya pikir kenapa harus membuat anak merasa tidak nyaman. Toh, tidak ada ruginya menulis dengan tangan kiri. Memang lebih bagus kalau Razan mampu menggunakan kedua tangannya untuk menulis atau aktivitas lainnya yang menggunakan tangan. Tapi kalau dia kesulitan menulis dengan tangan kanan seperti halnya orang pada umumnya kesulitan menulis dengan tangan kiri, untuk apa dipaksakan? Asal dia masih menggunakan tangan kanannya untuk makan, I don't think it's a problem to use his left hand at most.
Akhirnya, saya pun mencari informasi mengenai faktor-faktor yang terkait dengan 'perkidalan' ini. Salah satu keterangan saya peroleh dari www.tabloidnova.com. Berikut ini pembahasannya:


Konon, anak bertangan kidal akibat faktor keturunan dari orangtua atau keluarganya. Benarkah demikian? Yuk,cari tahu penyebab sesungguhnya!

Pernahkah Anda memperhatikan secara seksama gerakan anak-anak ketika melakukan berbagai hal? Si Kecil memegang banyak benda, memasukkannya ke dalam mulut, melemparnya, atau membawanya ke mana pun mereka pergi.

Pada saat melakukan hal ini, anak terkadang menggunakan tangan kanan, kadang juga tangan kiri, atau dengan kedua tangannya secara bersamaan. Sampai pada usia tertentu, seorang anak dapat menggunakan kedua tangannya, dan bagi anak-anak, tak ada bedanya menggunakan tangan kiri ataupun kanan.

Lalu, bagaimana jika anak lebih suka menggunakan satu tangan? Bagaimana pula jika tangan lebih anak sukai adalah tangan kiri? Hmm, orangtua seringkali merasa terganggu jika anak-anaknya kidal, karena mayoritas orang menggunakan tangan kanan, dan hal ini berhubungan pula dengan faktor kesopanan.

Mengapa kita tak dapat menggunakan kedua tangan secara bersamaan dan lebih memilih tangan kanan, walaupun menggunakan tangan kiri lebih nyaman bagi sebagian besar orang? Agak sulit menentukan seorang anak, apakah ia bertangan kidal atau tidak jika masih teramat kecil.

Biasanya, kecenderungan bertangan kidal baru tampak jelas pada anak-anak ketika mencapai usia sekolah. Pada anak usia 0 sampai 3 tahun, jumlah pemakai tangan kanan akan meningkat dari 50 sampai 85 persen, dan pada usia 7 tahun mencapai 95 persen. Sisanya termasuk bertangan kidal sepanjang hidupnya.

Penyebab Kidal
Alasan yang memungkinkan seseorang menjadi kidal adalah kecendrungan genetik (ada keluarganya yang kidal), dan trauma otak yang terjadi selama tindakan pengiriman sinyal (kidal patologis). Dan tidak ada orang kidal yang sempurna di antara anak-anak yang sehat tanpa patologi otak.

Tangan untuk menulis tidak dapat dikatakan sebagai tangan yang lebih dominan. Misalnya banyak orang yang menulis, makan, dan menyisir rambut dengan salah satu tangan, dan memegang sikat gigi dan raket tenis dengan tangan yang satunya lagi.

Melalui sikap ini Anda dapat melihat evaluasi pilihan yang menunjukkan frekuensi penggunaan salah satu tangan dengan tangan yang satunya lagi. Ini merupakan ciri yang bervariasi: dari tangan kanan, melalui kedua tangan, dan ke tangan kiri.

Dalam menganalisa alasan mengapa seseorang kidal, tidak mungkin tanpa memperhatikan ketidaksimetrisan otak kiri dan kanannya. Otak kiri dan kanan berfungsi secara berbeda. Otak kiri lebih dominan pada sebagian besar orang.

Artinya, bagian kanan tubuh lebih sempurna dan lebih disesuaikan. Mereka yang kidal memiliki otak kanan yang lebih dominan daripada otak kiri, dan konsekuensinya mereka lebih baik dan nyaman dalam menggunakan tangan kirinya.

Hal ini sungguh dipertimbangkan sebelum verbalisasi dihubungkan dengan otak bagian kiri, dan fungsi penglihatan dengan tubuh sebelah kanan. Namun, investigasi mutakhir membuktikan, kedua bagian otak mengendalikan ucapan dan persepsi ruang. Proses psikologis juga terbentuk pada dua bagian otak sebagai satu organ. Namun, terlepas dari semua itu, orang memiliki asimetris fungsionil.

Berbicara mengenai kidal, tak mungkin rasanya bila tidak menyinggung pertanyaan mengenai pengajaran yang dipaksakan. Banyak mentor dan guru sekolah dasar secara tekun mencoba mengajarkan pada anak-anak yang kidal untuk menggunakan tangan kanan agar dinilai lebih sopan.

Akibatnya, selama proses pengajaran ini anak-anak bertangan kidal menjadi lekas marah, sensitif, dan mengalami gangguan tidur. Belakangan juga akan timbul gangguan yang lebih serius seperti sakit kepala, lemah, dan tidak percaya diri.

Sebagai hasilnya, kondisi seperti ini dapat mengembangkan reaksi neurastenik (lesu, lelah, sakit kepala, lekas marah), mengompol, gangguan ritme dan tempo ucapan yang mengarah pada gagap.

Fakta lainnya yang tak kalah mengagetkan, satu dari tiga anak-anak yang menderita disleksia (gangguan kemampuan membaca) adalah anak-anak bertangan kidal yang cenderung menerima pengajaran untuk menggunakan tangan kanan. Sementara tipe dan manifestasi yang paling misterius dari pengguna tangan kiri adalah menulis terbalik (anak-anak dengan tangan tida stabil juga dapat memperlihatkan hal ini).

Dan jika anak bertangan kidal dipaksa menggunakan tangan kanannya, ia akan mengalami kesulitan dalam membentuk formasi gambaran ruang dan dalam menetapkan kiri dan kanan, juga pertukaran antara naik dan turun, horizontal dan vertikal. Parahnya, seorang anak tidak merasa ia sudah berlaku tidak tepat dan tidak terlalu memperhatikan masalahnya.

Kendati demikian, sebagian besar anak-anak usia 3 sampai 7 tahun memiliki spontanitas dalam menulis secara terbalik. Anak bertangan kidal, setelah menguasai dan terbiasa menulis dengan tangan kiri, dapat tiba-tiba memperlihatkan menulis terbalik (terutama jika ia lelah). Fenomena ini biasanya akan sama sekali hilang setelah berusia 10 sampai 11 tahun.

Kembangkan Tangan Kanan
Oleh karena itu, seorang yang kidal - yang bukan karena cacat atau kelainan - pada hal-hal tertentu justru menjadikan kelebihannya. Mayoritas orang memang menggunakan tangan kanan, bahkan semua mesin dan peralatan dibuat bagi orang yang menggunakan tangan kanan, sehingga tak perlu mengembangkan tangan yang satunya lagi.

Akibatnya, orang bertangan kidal dipaksa untuk menggunakan tangan kanan dan harus mengembangkannya. Sebagai hasilnya, kini banyak orang yang bertangan kidal dapat bekerja dengan menggunakan kedua tangannya, bahkan dengan kecekatan yang sama.

Berdasarkan data statistik, kurang lebih hanya 4 persen saja dari populasi yang merupakan orang bertangan kidal. Namun, kemampuan psikologis serta kemajuan sosial Si Kidal ini ternyata sama ketika dibandingkan dengan mayoritas orang yang menggunakan tangan kanan.

Nah, anak-anak bertangan kidal akan menjadi amat berbakat jika tidak dipaksa untuk menggunakan tangan kanannya, bahkan anak ini dapat memperlihatkan indikasi perkembangan psikologis, arsitektur, dan kemampuan matematis yang tinggi. Anak-anak ini juga dapat memperlihatkan kemampuan luar biasa pada seni dan musik.

Berikut ini para tokoh terkenal yang genius dan bertangan kidal: Leonardo Da vinchi, Michel Angelo, Napoleon Bonaparte, dan Charlie Chaplin. Nah, apakah anak Anda juga bertangan kidal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar