Sabtu, 07 Februari 2009

Undangan Resmi

Jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam, Razan dah bobok, suami saya sedang menyaksikan acara televisi, saya sendiri sibuk belajar nge-blog. Handphone suami berbunyi, ada pesan masuk. Isinya undangan pernikahan dari teman SMA dulu untuk keesokan harinya. Ini bukan sms pertama yang bertema undangan pernikahan. Yang paling saya ingat salah satu bunyi sms yang pernah diterima suami saya bunyinya kira-kira seperti ini “Tanggal dd/mm/yy akan dilaksanakan resepsi pernikahan X dan Y. Bertempat di…. Dari pukul sekian sampai sekian. Mohon doa restunya. Tolong sampaikan pada teman-teman yang lain. Ini undangan resmi”.
Perkembangan zaman dan perkembangan teknologi kini memudahkan kita beraktivitas, termasuk dalam hal mengundang relasi ke pesta pernikahan. Cara konvensional seperti mendatangi rumah rekan-rekan yang hendak diundang, ataupun diwakili oleh kartu undangan sepertinya mulai ditinggalkan. Kini tidak hanya lewat telfon, sms, undangan bahkan disampaikan melalui friendster. Saving a lot of time, effort, and money sometimes.
Saya selalu berusaha berbaik sangka kepada sang pengundang. Mungkin dia terlalu repot mempersiapkan pernikahan, mungkin karena lost contact dan baru bisa menghubungi, dan segala kemungkinan yang saya bisa berikan kepada diri saya sendiri. Sebutlah saya sebagai seorang yang kolot, ketinggalan zaman atau apapun itu. Tapi undangan berantai melalui sms benar-benar mengganggu saya. Serius tidak ya yang mengundang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar