Sabtu, 07 Februari 2009

Mewaspadai Kanker Payudara dan Kanker Serviks

Sekitar dua minggu yang lalu sepupu saya, Nena, menjalani operasi pengangkatan tumor dari payudaranya. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Kejadian ini melatarbelakangi saya mencari informasi mengenai kanker payudara, because you know, it’s a little bit spooky for me karena terjadi pada orang dekat saya. Berikut ini informasi dari berbagai sumber mengenai penyakit kanker yang terkait dengan wanita, tidak hanya kanker payudara namun juga kanker serviks yang juga menjadi ‘pembunuh’ kaum perempuan.
Kanker Payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara simply adalah kanker yang ada pada jaringan payudara.
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa (a) Benjolan pada payudara. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. (b) Erosi atau eksema puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. (c) Pendarahan pada puting susu. (d) Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. (e) Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh
Jika hubungan darah satu derajat dengan Anda, misalnya ibu atau saudara kandung perempuan Anda menderita atau pernah menderita kanker payudara, maka resiko Anda adalah dua sampai dua setengah kali lebih besar dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Dan jika hubungan darah dua derajat dengan Anda, seperti nenek ataupun bibi, pernah didiagnosa memiliki kanker payudara semasa hidupnya, maka resiko Anda adalah satu setengah sampai dua kali lebih besar dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga tersebut. Dan garis keturunan ini berlaku dari dua sisi, ayah dan ibu Anda.
Resiko terkena kanker payudara bisa ditekan seminimal mungkin. Beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti :
1. Hindari rokok dan alkohol.
Berbagai penelitian menunjukkan merokok dan mengkonsumsi alkohol meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

2. Lakukan screening deteksi dini kanker secara rutin
Deteksi dini kanker secara bermakna sangat meningkatkan angka kesembuhan dan sangat menurunkan risiko kematian akibat kanker. Melakukan metode SADARI (periksa payudara sendiri) dan mammogram secara rutin. Saat ini, mammogram adalah metode pendeteksi tumor terbaik yang dapat mendeteksi keberadaan tumor yang kecil sekalipun. Mulai usia 40 tahun, para perempuan dianjurkan menjalani pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan fisik oleh dokter tiap tahunnya. Wanita dengan riwayat keluarga penderita kanker payudara harus mulai melakukan pemeriksaan setidaknya saat usia 5 atau 10 tahun lebih muda dibandingkan usia orang tua atau keluarga Anda saat terdeteksi kanker payudara, tapi tidak boleh dilakukan sebelum berusia 25 tahun.
3.Minta dokter mereferensikan Anda pada ahli genetika.
Kanker payudara yang bersifat turunan, kebanyakan disebabkan karena adanya mutasi pada gen BRCA 1 atau 2, yaitu gen yang bertanggung jawab dalam munculnya kanker payudara. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara yang cukup tinggi (derajat pertama atau lebih dari satu orang dalam keluarga Anda menderita kanker payudara), cobalah untuk melakukan tes genetika. Karena wanita yang memiliki mutasi pada gen BRCA 1 dan 2, selain memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 85 persen, juga ternyata memiliki resiko kanker ovarium yang lebih tinggi, 44 % lebih tinggi dari mereka yang mengalami mutasi pada gen BRCA 1, dan 27 % lebih tinggi dari mereka yang mengalami mutasi gen pada BRCA 2.
4.Mastektomi sebelum serangan kanker.
Untuk perempuan dari keluarga dengan resiko genetik yang sangat tinggi, ada suatu mastektomi untuk pencegahan kanker payudara. Memang merupakan suatu pendekatan yang radikal, tetapi kebanyakan berhasil. Mastektomi ini mengangkat jaringan payudara, tapi tidak seluruhnya, sehingga kemungkinan terjadinya kanker masih ada.
5. Berolahraga secara teratur
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas, maka resiko kanker payudara akan berkurang. Berolah raga akan menurukan kadar estrogen yang diproduksi tubuh sehingga mengurangi resiko kanker payudara. Wanita postmenopause yang rajin berolahraga secara teratur mengalami penurunan resiko kanker payudara sampai 30%, sedangkan mereka yang berolahraga sepanjang hidupnya, mengalami penurunan resiko sampai 42 persen.
6. Menjaga berat badan normal agar tetap sehat
Penelitian baru-baru ini di Fred Hutchinson Cancer Reasearch Center di Seattle menemukan bahwa wanita obesitas (dengan Body Mass Index diatas 31,1) memiliki resiko kanker payudara setelah masa menopause (postmenopausal breast cancer) dua setengah kali lebih besar dibanding wanita dengan angka BMI di bawah 22,6. Kenaikan berat badan setiap pon setelah usia 18 tahun akan menambah resiko kanker payudara. Ini disebabkan karena sejalan dengan bertambahnya lemak tubuh, maka kadar estrogen sebagai hormon pemicu kanker payudara dalam darahpun akan meningkat. Cara terbaik mempertahankan berat badan normal adalah dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan segar, dan kurangi makanan tinggi kalori seperti minuman mengandung gula dan makanan berlemak.
7. Hindari menggunakan terapi hormonal menopause
Pertimbangkan kembali sebelum menggunakan terapi pengganti hormon (Hormone Replacement Therapy/HRT). Beberapa alasan bagus untuk melakukan HRT sesudah masa menopause, yaitu mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis dan penyakit Alzheimer’s. Tetapi HRT akan menambah resiko kanker payudara. Bicarakan dengan dokter anda dan pertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul.
8. Mengkonsumsi obat untuk mengurangi risiko kanker
Perempuan dengan resiko tinggi, yaitu yang survive/selamat dari kanker payudara atau yang setidaknya memiliki hubungan darah dengan penderita kanker, bisa mendapatkan terapi Tamoksifen dan Raloxifen, yang bekerja dengan cara memblokade efek pemicu tumor dari estrogen. Penggunaan obat ini harus dengan konsultasi ke dokter.
9. Hindari pajanan terhadap bahan penyebab kanker
Pajanan terhadap radioaktif dan bahan kimia tertentu telah terbukti meningkatkan risiko kanker. Bagi karyawan yang bekerja di industri yang berhubungan dengan radioaktif ataupun bahan kimia berbahaya tertentu, wajib mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku.
10. Konsumsi makanan penurun risiko kanker dan perhatikan jenis lemak yang dikonsumsi
(a). Perbanyak makan buah dan sayuran. Jenis makanan ini mengandung anti-oksidan yang tinggi, diantaranya vitamin A, C, E dan mineral selenium, yang dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab terjadinya kanker. Selain berfungsi sebagai anti-oksidan, buah dan sayuran juga mengandung banyak serat. Makanan berserat akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadarnya dalam darah akan berkurang. Makanan yang berasal dari kacang-kacangan seperti kedelai mengandung estrogen tumbuhan (fito-estrogen). Seperti halnya tamoksifen, senyawa ini mirip dengan estrogen tubuh, tapi lebih lemah. Fito-estrogen terikat pada reseptor sel yang sama dengan estrogen tubuh, mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara. Selain menghalangi estrogen tubuh untuk mencapai sel reseptor, makanan berkedelai juga mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh. (b). Konsumsilah makanan tinggi kalsium dan vitamin D, seperti susu rendah lemak, dan yogurt. (c). Meningkatkan asupan asam folat. Laporan terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kadar asam folat lebih tinggi memiliki penurunan resiko mengalami kanker payudara sampai 27 % dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar asam folat lebih rendah. Jadi mulai sekarang banyak-banyaklah makan sayuran hijau, buah strawberry, dan minum multivitamin harian yang mengandung asam folat 400 mikrogram. (d). Penelitian terakhir menyatakan bahwa yang lebih penting adalah jenis lemak bukan jumlah lemak yang dikonsumsi. Jenis lemak yang memicu kanker payudara adalah lemak jenuh dalam daging, mentega, makanan yang mengandung susu full-cream (whole-milk dairy foods) dan asam lemak dalam margarin. Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah. Sedangkan jenis lemak yang membantu mencegah kanker payudara adalah lemak tak-jenuh dalam minyak zaitun dan asam lemak omega-3 dalam ikan salmon dan ikan air dingin lainnya.
11. Hindari xeno-estrogens.
Xeno-estrogen maksudnya estrogen yang berasal dari luar tubuh. Perempuan mengkonsumsi estrogen dari luar tubuh terutama yang berasal dari residu hormon estrogenik yang terdapat dalam daging dan residu pesitisida estrogenik. Diduga xeno-estrogen bisa meningkatkan kadar estrogen darah sehingga menambah resiko kanker payudara. Cara terbaik untuk menghindari xeno-estrogen adalah dengan mengurangi konsumsi daging, unggas (ayam-itik) dan produk susu (whole-milk dairy product). Tetapi anda tidak perlu khawatir dengan banyak makan buah dan sayuran, karena efek anti-oksidan dan kandungan seratnya lebih banyak daripada efek residu pestisidanya.
12. Menyusui/memberikan ASI kepada anak
Untuk alasan yang masih belum jelas, menyusui berhubungan dengan berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa menopause.

Kanker Mulut Rahim
Satu lagi penyakit yang menjadi momok kaum wanita adalah kanker mulut rahim. Mulut rahim (serviks) adalah bagian dari rahim yang berbatasan langsung dengan bagian atas vagina. Melalui saluran serviks (mulut rahim) darah menstruasi mengalir setiap bulan dan keluar lewat vagina.
Kanker leher rahim dideteksi dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis dan mudah. Metode IVA dirancang untuk masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk masyarakat kota, tersedia metode deteksi dini dengan cara Pap Smear.
Penyebab pasti dari kanker serviks sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Namun terdapat kaitan yang cukup erat antara kanker serviks dengan infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Sehingga saat ini vaksinasi HPV merupakan salah satu upaya mencegah kanker serviks (mulut rahim). Vaksinasi HPV diberikan pada wanita yang belum pernah mengalami kontak seksual dan kondisi rahimnya normal, dan tidak ada lesi pra kanker. Di Amerika vaksinasi ini biasa diberikan pada usia 9-13 tahun, untuk Indonesia rentang usia bisa sekitar 14-27 tahun. Kendala utama dari vaksinasi ini adalah harganya yang masih cukup mahal, sekitar Rp 950.000,- dimana diperlukan 3 kali suntikan secara serial untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Hal yang patut diketahui adalah HPV sebagai penyebab dari kanker serviks berpotensi menular melalui kontak seksual. Resiko ini meningkat drastis jika sering gonta-ganti pasangan seksual. Penularan HPV juga dapat terjadi melalui pakaian dalam, sarung tangan operasi, atau pada bayi yang lahir normal, dapat tertular dari vagina sang ibu.
Bagi wanita yang telah menikah atau aktif secara seksual, Pap Smear merupakan sarana screening yang ideal untuk mencegah kanker serviks. Dengan Pap Smear kita dapat mengetahui kanker mulut rahim dalam kondisi sedini mungkin, sebelum timbul gejala, bahkan pada tahap lesi pra kanker dapat terdeteksi. Semakin dini kanker serviks diketahui, makin mudah terapi dilakukan, dan angka keberhasilannya sangat tinggi. Dengan demikian penyebaran kanker mulut rahim ke bagian tubuh yang lain serta kematian akibat kanker serviks dapat dicegah.
Kanker mulut rahim , bisa tanpa gejala pada sebagian penderita. Gejala yang sering dialami penderita kanker serviks adalah perdarahan abnormal yaitu perdarahan pasca hubungan seksual, perdarahan abnormal di luar masa haid, atau perdarahan setelah menopause. Nyeri pada pinggul atau kaki yang kronis dan tidak jelas penyebabnya serta keluarnya cairan kekuningan dan bau dari vagina juga merupakan gejala dari kanker serviks.

Pengobatan*
Jenis pengobatan kanker leher rahim sangat tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pada stadium I-II A, kanker hanya menyerang bagian leher rahim, sementara pada stadium II B menjalari daerah sekitarnya. Pada stadium III B, kanker menyerang bagian dinding panggul dan pada stadium IV A, lubang anus dan saluran kencing mulai terserang. Pada stadium yang paling berbahaya, IV B, kanker telah menyebar ke organ lain seperti hati dan paru-paru.
Untuk mengatasi pra-kanker atau masih dalam stadium dini, dapat dilakukan dengan pengobatan:
1. Cryotherapy. Sel abnormal dimatikan dengan sejenis alat pendeteksi logam yang mengandung cairan nitrogen. Teknik ini tidak menganggu kesuburan sehingga masih terbuka peluang untuk hamil di kemudian hari.
2. Terapi laser. Sel abnormal dipanaskan dengan sinar laser agar tidak aktif lagi dan tidak berkembang lagi. Terapi ini juga tidak mempengaruhi kesuburan.
3. Cone biopsi. Terapi ini menggunakan sejenis pisau laser (cold knife cone biopsy) atau LEEP (loop electrosurgical excision procedure) untuk mengangkat bagian sel abnormal yang berbentuk kerucut (cone). Terapi ini biasanya dilengkapi dengan terapi lainnya kecuali bagi yang masih ingin memiliki keturunan.
Jika telah memasuki stadium lanjut harus diatasi dengan terapi yang memiliki risiko tidak bisa memiliki keturunan lagi:
1. Radioterapi, yakni terapi yang menggunakan radiasi sinar x berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Radiasi eksternal atau biasa disebut external beam radiation therapy memancarkan sinar dari sebuah mesin besar pada permukaan tubuh. Sementara jenis radiasi internal atau biasa disebut brachytherapy memasukkan zat radioaktif ke dalam vagina.
2. Histerektomi yakni tindakan pembedahan untuk mengangkat rahim yang tak bisa diselamatkan lagi agar kanker tidak menyebar ke organ tubuh lain. Tindakan ini memutuhkan masa pemulihan empat sampai enam minggu.
3. Histerektomi radikal yakni tindakan pembedahan yang tidak hanya untuk mengangkat rahim tapi juga bagian lain di sekitarnya yang telah terserang kanker.
4. Kemoterapi. Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, dianjurkan menjalani kemoterapi. Terapi ini dilengkapi dengan penggunaan obat-obatan untuk mematikan sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa melalui suntikan intravena ataupun melalui oral.

(*) From: www.conectique.com

1 komentar:

  1. terimakasih banyak untuk pembahasannya ini sangat membantu

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-kanker-serviks/

    BalasHapus