Sabtu, 07 Februari 2009

Menyoal Nama Bandara Kuala Namu

Pembangunan Bandara
Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta.
Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Persiapan pembangunan diawali pada tahun 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah lebih batasnya.
Recana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Namun pada November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.
Pembangunannya direncanakan akan dilaksanakan sepanjang tiga tahap. Tahap I dimulai pada 29 Juni 2006 dan selesai pada tahun 2009 atau paling lambat 2010. Tahap ini dibangun sendiri oleh pemerintah dengan PT. Angkasa Pura II, dengan pembagian berupa sisi darat (misalnya terminal, areal parkir) dibangun Angkasa Pura sementara sisi udara dibangun Direktorat Jenderal Udara. Dana untuk pembangunan Tahap I terdiri dari Rp. 1,3 triliun dari Angkasa Pura dan dana pinjaman sebesar Rp. 2,3 triliun. Pada akhir November 2006 juga diumumkan pemenang tender untuk tim perancang bandara. Setelah itu, pemenang diberi waktu delapan bulan untuk merancang bandara. Tahap II yang direncanakan dibangun bersama oleh pemerintah dan investor, akan dimulai tahun 2010.
Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 km dengan jarak tempuh berkisar antara 16-30 menit.
Ada pula usulan pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu sebagai usaha pengembangan prasarana pengangkutan dari dan ke bandara. Namun pelaksanaan pembangunan selama periode pembangunan jalan tol tahun 2005-2010 belum dikabulkan oleh pemerintah pusat.
Tahap I bandara diperkirakan dapat menampung tujuh hingga 10 juta penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat pertahun, sementara setelah selesainya Tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang pertahun.
Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektar dan fasilitas kargo seluas 1,3 hektar. Bandara International Kuala Namu memiliki panjang landas pacu 3.750 meter, dan sanggup didarati oleh pesawat berbadan lebar. [disarikan dari Wikipedia Indonesia]

Apakah nama yang tepat bagi Bandara Kuala Namu?
Yang jadi perbincangan hangat dan perdebatan mengenai Bandara Kuala Namu bukan mengenai pembangunannya yang tersendat-sendat, namun justru tentang nama yang akan diberikan untuk bandara tersebut.
Kita tahu sendiri di Sumatera Utara ada banyak etnis, dan yang terjadi adalah perang opini di koran lokal bahwa suku X merasa dialah yang paling berhak mengajukan nama bagi bandara yang sedang dibangun tersebut. Suku X ingin bandara dinamakan sesuai nama tokoh yang dibanggakannya, “Pokoknya harus si Anu, dia itu hebat, kami siap memperjuangkannya�. Sementara suku Y juga berpikiran sama. Belum lagi suku Z, yang mengatakan “kok suku X aja yang mau membanggakan tokohnya, nama jalan, nama universitas, nama lain-lain sudah memakai nama tokoh dari sukunya, gantian dong, emang dia aja yang tinggal di Sumut�.
Ada juga warga yang mengusulkan nama yang relatif lebih ‘aman’. Aman dalam artian tidak didasarkan pada kesukuan tokoh tersebut, tapi pada kiprah si tokoh secara nasional maupun internasional. Bahkan ada juga yang menyarankan daripada susah-susah menentukan nama bandara berdasarkan nama tokoh, saling bersilat lidah antar suku untuk memberi pembenaran terhadap pilihan masing-masing, lebih baik nama bandaranya berdasarkan tempat keberadaannya, yaitu Bandara Internasional Kuala Namu.
Beberapa nama tokoh yang diajukan sebagai nama bandara Kuala Namu antara lain: Sisingamangaraja XII, Amir Hamzah, Adam Malik, Jenderal A.H. Nasution, Tengku Rizal Nurdin dan Marah Halim.
Anda pilih yang mana? Atau Anda punya alternatif nama yang lain? Kalau saya belum punya pilihan, masih banyak waktu untuk berpikir sepertinya, ‘coz bandaranya aja belum rampung-rampung hehe… Yang terpikir saat ini adalah kalau bandara Polonia pindah ke Kuala Namu, anak saya Razan, bakal susah lihat pesawat take-off dan landing karena bandaranya udah jauh. Biasanya seminggu sekali kami ke Taman Dirgantara, yang tepat berada di samping bandara. Ntar kalau dia minta “Ma, Razan mau ke Polonia� bakal gak ada lagi pesawat yang lagi parkir dan bisa dihitungnya. Yang ada mungkin gedung-gedung tinggi dan perumahan-perumahan mewah. Wallahua’lam….

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus